Entri Populer

METODE PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan bagi umat manusia merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang. Dalam sejarah hidup umat manusia dimuka bumi ini hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai pembudayaan dan peningkatan kualitasnya, sekalipun dalam kelompok masyarakat primitif.
Hanya sistem dan metodenya yang berbeda-beda sesuai taraf hidup dan budaya masyarakat masing-masing. Di kalangan masyarakat yang berbudaya modern, sistem dan metode pendidikan yang dipergunakan setaraf dengan kebutuhan atau tuntutan aspirasinya. Sistem dan metode tersebut diorientasikan kepada efektifitas dan efisiensi.
Metode penyajian atau penyampaian di pondok pesantren bersifat tradisional menurut kebiasaan-kebiasaan yang lama dipergunakan dalam institusi itu, seperti pengajian dengan balahan, weton dan sorogan.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.  Apakah pengertian sistem pendekatan dalam pengajaran agama di pondok pesantren?
2.  Bagaimana metode penyampaian dalam pengajaran agama di pondok pesantren?
3.  Bagaimana sistem pendekatan metodologis di pondok pesantren?
4.  Apakah prinsip umum dalam proses belajar mengajar agama dalam pondok pesantren?

C.    Tujuan Pembahasan
1.  Untuk mendiskripsikan pengertian sistem pendekatan dalam pengajaran agama di pondok pesantren.
2.  Untuk mendiskripsikan metode penyampaian dalam pengajaran agama di pondok pesantren.
3.  Untuk mendiskripsikan sistem pendekatan metodologis di pondok pesantren.
4.  Untuk mendiskripsikan prinsip umum dalam proses belajar dan mengajar agama di pondok pesantren.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sistem Pendekatan dalam Pengajaran Agama di Pondok Pesantren.
Pengertian “sistem” bisa diberikan terhadap suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian dimana satu sama lain saling berhubungan dan saling memperkuat.
Dengan demikian sistem adalah suatu sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Pengertian lainnya yang umum dipahami dikalangan awam adalah bahwa sistem (lebih tepat sistem) itu merupakan “cara” untuk mencapai tujuan tertentu dimana dalam penggunaannya bergantung kepada pelbagai faktor yang erat hubungannya dengan usaha pencapaian tujuan tersebut. Sistem dalam pengertian ini lebih berdekatan dengan pengertian “metode”, sedang “metode” mula-mula berasal dari kata “meta” berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Jadi methode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai satu tujuan.
Bila kita mempergunakan istilah “sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren” maka tak lain yang dimaksud adalah sarana yang berupa perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung dalam pondok pesantren itu. Sedangkan bila kita mempergunakan istilah “sistem (“susteem” dalam bahasa Belanda) pendekatan” tentang metode pengajaran agama Islam di Indonesia, maka tak lain pengertiannya adalah “cara pendekatan dan cara penyampaian ajaran agama Islam di Indonesia” dimana scopenya yang luas, tidak hanya berbatas pada pondok pesantren, akan tetapi mencakup lembaga-lembaga pendidikan formal, baik madrasah maupun sekolah umum dan non formal seperti pondok pesantren.

B.     Metode Penyampaian dalam Pengajaran Agama di Pondok Pesantren.
Dalam metode penyampaiannya ada beberapa pondok salafiyah yang masih menggunakan metode lama atau tradisional menurut kebiasaan-kebiasaan yang lama dipergunakan dalam institusi itu, metode-metode tersebut antara lain:
1.      Sorogan
Yaitu suatu sistem belajar secara individual dimana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dengan sistem pengajaran secara sorogan ini memungkinkan hubungan Kiai dengan Santri sangat dekat, sebab Kiai dapat mengenal kemampuan pribadi santri secara satu persatu.
2.      Bandungan
Sistem bandungan ini sering disebut dengan Halaqoh dimana dalam pengajaran, kitab yang dibaca oleh Kiai hanya satu, sedang para santri membawa kitab yang sama, lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan Kiai.
3.      Weton
Istilah weton berasal dari bahasa jawa yang diartikan berkala atau berwaktu. Pengajian weton bukan merupakan pengajian rutin harian, tapi dilaksanakan pada saat tertentu misalnya pada setiap selesai sholat Jum’at dan sebagainya.

Adapun metode yang dapat dipergunakan dilingkungan pondok pesantren antara lain, seperti tersebut di bawah ini dengan penyesuaian menurut situasi dan kondisi masing-masing:
  1. Metode tanya jawab                             10. Metode widya wisata
  2. Metode diskusi                                     11. Metode pemberian situasi
  3. Metode imlak                                        12. Metode problem solving
  4. Metode mutholaah/riatal                       13. Metode pembiasaan
  5. Metode proyek                                      14. Metode dramatisasi
  6. Metode dialog                                       15. Metode reinforcement
  7. Metode karya wisata                             16. Metode berdasarkan teori -
  8. Metode hafalan/verbalisme                         Connectionisme
  9. Metode sosiodrama                               17. Metode dengan sistem modul

Macam-macam metode itu menjadi efektif dan tidaknya bagi santri (anak didik) adalah banyak bergantung kepada pribadi pendidik (guru/pengajar/ pengasuh) itu sendiri.

C.    Sistem Pendekatan Metodologis di Pondok Pesantren
Sistem pendekatan metodologis yang perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik juga di pondok pesantren adalah bilamana didasarkan atas disiplin ilmu sosial sekurang-kurangnya meliputi:
1.      Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini tekanannya diutamakan pada dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang mampu menggerakkan daya kognitif, konatif dan afektif.
2.      Pendekatan Sosio-kultur
Pendekatan ini lebih ditekankan pada usaha pengembangan sikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berorientasi kepada kebutuhan hidup yang makin maju dalam berbudaya dan berperadapan.
3.      Pendekatan Religik
Yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah) dan keimanan dalam pribadi anak didik yang cenderung kearah komprehensif intensif dan ekstensif (mendalam dan meluas).
4.      Pendekatan Historis
Ditekankan pada usaha pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejarahan.
5.      Pendekatan Komparatif
Pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum agama yang ditetapkan selaras dengan situasi dan zamannya.
6.      Pendekatan Filosofis
Yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai kebenaran dengan mamakai akan atau rasio.

D.    Prinsip-prinsip Umum dalam Proses Belajar dan Mengajar Agama di Pondok Pesantren
Prinsip-prinsip umum belajar dan motifasi yang perlu ditetapkan dalam pondok pesantren yaitu:
1.      Prinsip Kebermaknaan
Prinsip ini menghendaki bahwa anak didik akan terdorong untuk mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
2.      Prinsip Prasyarat
Prinsip ini menuntut pendidik untuk menyadari bahwa anak didik akan tergerak untuk mempelajari hal-hal baru bila ia memiliki semua prasyarat yaitu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki anak didik dengan yang dimiliki oleh pendidik.
3.      Prinsip-prinsip Model
Prinsip ini menghendaki agar pendidik memberikan dalam proses belajar model/contoh yang dapat diamati atau ditiru oleh anak didik. Dengan demikian, ia akan berusaha memiliki tingkah laku yang baru sebagai yang diterapkan oleh pendidik dalam model/contoh tersebut.
4.      Prinsip Komunikasi Terbuka
Prinsip tersebut menuntut agar pendidik mendorong anak didik lebih banyak mempelajari sesuatu dengan cara penyajian yang disusun sedemikian rupa sehingga pesan-pesan pendidik terbuka bagi anak didik.
5.      Prinsip Kebaruan
Anak didik akan lebih banyak belajar bilamana minat/perhatiannya tertarik oleh penyajian-penyajian yang relatif baru.
6.      Prinsip Praktek Aktif
Prinsip praktek akrif yaitu anak akan dapat belajar lebih baik bilamana ia diikutsertakan dalam praktek.
7.      Prinsip Praktek Terbuka
Anak didik akan belajar lebih baik dan giat bilamana pelajaran praktek tersebut disusun dalam periode yang singkat yang didistribusikan dalam jangka waktu tertentu.
8.      Prinsip Mengurangi Petunjuk
Seorang anak didik akan lebih baik dalam belajarnya bilamana instruksi (perintah) atau petunjuk semakin dikurangi dan dihapuskan.


BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode dan sistem pendidikan pada pondok pesantren itu tidak hanya berkutik pada metode-metode tradisional saja, akan tetapi pendidikan di pondok pesantren juga telah menggunakan berbagai metode-metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tersebut, dengan demikian pendidikan pondok pesantren tidak lagi dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang kuno, bahkan pendidikan yang telah berkembang pada saat ini banyak yang menggunakan sistem yang digunakan dalam pondok pesantren.